PENDEKATAN KERUANGAN, PENDEKATAN EKOLOGI, PENDEKATAN KOMPLEKS WILAYAH
Pendekatan Ekologi
- 1. Analisis Perilaku Manusia Terhadap Lingkungan (human behaviour-environment analisys)
Fokus dari analisis tema ini adalah
perilaku manusia baik
perilaku sosial, perilaku ekonomi, perilaku kultural, dan bahkan
perilaku politik yang dilakukan oleh sesorang atau komunitas tertentu.
Contoh analisis :
- Penambangan liar
Beberapa tahun terakhir, penambangan liar sangat marak di
Kal-Sel. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dari pemerintah,
minimnya pengetahuan masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat yang masih
memprihatinkan sehingga mereka mudah terbuai janji-janji manis para
investor penambang liar, dan adanya oknum-oknum tertentu di balik
kegiatan penambangan liar tersebut. Prosesnya terbilang mudah,
masyarakat hanya perlu menyerahkan lahannya untuk digali, setelah
penggalian selesai lahan tersebut dikembalikan dan masyarakat mendapat
uang ganti atas bahan yang telah diambil dari lahannya tersebut. Akan
tetapi dampak yang dihasilkan sangat besar, lubang-lubang bekas galian
tambang dibiarkan begitu saja, menjadi sumber berkembangnya penyakit dan
menjadi lahan kritis. Hal ini tentu pada akhirnya merugikan masyarakat
itu sendiri. Disini, pemerintah sebagai pihak yang berwenang seharusnya
dapat lebih mengawasi kegiatan penambangan di wilayahnya. Selain itu
juga harus memberikan pengertian kepada masyarakat tentang betapa
merugikannya bekerjasama dengan para penambang liar serta memberantas
para oknum yang berada dibalik penambangan liar itu sendiri.
- 2. Analisis Aktivitas Manusia Terhadap Lingkungan (human activity/performance-environment analysis)
Fokus dari analisis tema ini menekankan pada
keterkaitan antara
aktivitas manusia dengan
lingkungannya.
Kegiatan manusia ini terkait dengan tindakan manusia dalam
menyelenggarakan kehidupannya, misalnya : kegiatan pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan, pertambangan, pembangunan perumahan,
transportasi, dan lain sebagainya.
Contoh analisis :
- Pertanian rumput laut
Meski wilayah perairan di Kotabaru cukup luas, akan tetapi
potensi pertanian di wilayah ini hanya di beberapa area saja. Salah
satunya adalah di Lontar. Daerah ini berhasil mengembangkan pertanian
rumput laut dibandingkan daerah lainnya karena kondisi alamnya lebih
mendukung. Arus laut di daerah ini tidak terlalu deras sehingga rumput
laut dapat berkembang dengan baik.
- 3. Analisis Kenampakan Fisik Alami Terhadap Lingkungan (physico natural features/performance-environment analysis)
Fokus analisis dari tema ini menekankan pada
keterkaitan antara
kenampakan fisik alami dengan
elemen-elemen lingkungan.
Contoh analisis :
- Pulau kecil yang hampir tenggelam
Pulau ini bernama pulau Nipah, terletak di wilayah perbatasan
dengan negara Singapura. Pulau ini hampir tenggelam akibat adanya
penambangan pasir. Pasir-pasir dari pulau Nipah dibawa ke Malaysia oleh
oknum-oknum tertentu. Pulau kosong tanpa satupun kenampakan alam di
atasnya ini ibarat sepotong gabung yang terombang ambing di tengah
lautan. Pengaruh abrasi laut juga mempercepat proses tenggelamnya pulau
ini. Beberapa waktu yang lalu pemerintah akhirnya turun tangan untuk
menyelamatkan pulau ini, yaitu dengan cara mereklamasi pulau secara
keseluruhan agar tidak benar-benar tenggelam.
- 4. Analisis Kenampakan Fisik Buatan Terhadap Lingkungan (physico artificial features/performance-environment analysis)
Fokus analisis ini menekankan pada
keterkaitan antara
kenampakan fisik buatan dengan
elemen-elemen lingkungan.
Contoh analisis :
- Pemukiman yang banjir.
Sekarang ini banyak daerah pemukiman di Jakarta yang mengalami
penggenangan, padahal sebelumnya daerah-daerah te
- 4. Analisis Interaksi Keruangan (Spatial interaction analysis)
Analisis interaksi keruangan menekankan pada keterkaitan
elemen-elemen lingkungan secara intra maupun inter elemen baik secara
individu maupun antar wilayah untuk dapat menjalin komunikasi wilayah.
Contoh dari analisis interaksi keruangan :
- Interaksi antara masyarakat pesisir dengan masyarakat pegunungan di wilayah Kab.Kotabaru
Di kabupaten Kotabaru, sebagian wilayahnya merupakan pesisir
pantai, oleh karena itu terjadi interaksi antara masyarakat pantai
dengan masyarakat pegunungan terutama dalam tukar menukar hal kebutuhan
pokok. Masyarakat pesisir memerlukan beras dan sayur mayur, sedangkan
masyarakat pegunungan memerlukan lauk pauk. Kedua masyarakat ini akan
saling berinteraksi pada akhirnya.
- Interaksi antara suku asli dengan suku pendatang di Pulau Kalimantan
Di Pulau Kalimantan terjadi interaksi antara suku pendatang
dengan suku asli. Interaksi ini menyebabkan mereka dapat hidup
berdampingan di pulau ini. Waaupun ternyata interaksi ini pernah
menimbulkan suatu konflik besar, yaitu konflik Sambas. Yang terjadi
antara suku asli (dayak) dan suku pendatang (madura).
- 5. Analisis Organisasi Keruangan (Spatial organization analysis)
Analisis organisasi keruangan bertujuan untuk mengetahui
elemen-elemen lingkungan mana yang berpengaruh terhadap terciptanya
tatanan spesifik dari elemen-elemen pembentuk ruang. Penekanan utamanya
pada keterkaitan antara kenampakan yang satu dengan yang lainnya secara
individual.
Contoh dari analisis organisasi keruangan :
- Pengaruh budaya Malaysia terhadap pulau-pulau milik Indonesia yang ada di wilayah perbatasan.
Karena minimnya perhatian pemerintah terhadap
pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan dengan Malaysia, pulau-pulau
ini mulai dipengaruhi oleh budaya Malaysia, bahkan beberapa diantara
mereka tidak lagi menggunakan mata uang rupiah, akan tapi menggunakan
mata uang ringgit. Selain itu siaran-siaran komunikasi yang mereka
dapatkan juga kebanyakan bersumber dari Malaysia.
- 6. Analisis Asosiasi Keruangan (Spatial association analysis)
Analisis asosiasi keruangan bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya
asosiasi keruangan antara berbagai kenampakan pada suatu ruang, apakah
ada fungsional atas sebaran keruangan atau gejala dengan sebaran
keruangan gejala yang lain.
Contoh dari analisis asosiasi keruangan :
- Asosiasi antara pembangunan pelabuhan fery dengan berkurangnya luas hutan Bakau di desa Stagen kab. Kotabaru
Akibat adanya pembangunan pelabuhan fery di wilayah desa Stagen
kabupaten Kotabaru, jumlah hutan Bakau berkurang secara drastis karena
daerah yang semula hutan Bakau telah dibabat habis. Daerah ini kemudian
dibangun menjadi pelabuhan fery. Karena jumlah hutan bakau yang
berkurang, pengikisan oleh gelombang air Selat Laut terhadap Pulau Laut
di desa Stagen ini juga semakin besar. Jika dibiarkan terus-menerus, ada
kemungkinan banyak baigian pesisir dari desa ini yang akan tenggelam.
- 7. Analisis Tendensi/Kecenderungan Keruangan (Spatial tendency analysis)
Analisis tendensi keruangan yang menekankan pada upaya mengetahui
kecenderungan perubahan suatu gejala. Hal ini dapat dilakukan
berdasarkan
space based analysis, time based analysis maupun gabungan antara
space dan
time based analysis.
Contoh dari analisis tendensi keruangan :
- Kecenderungan pusat perkantoran Kabupaten Kotabaru ke arah Desa Stagen
Desa Stagen sebagai desa yang direncanakan menjadi daerah
perkantoran di Kabupaten Kotabaru masa mendatang mulai dipenuhi oleh
pembanguan perkantoran dan sentra-sentra pelayanan masyarakat lainnya.
Perkembangan ini dimaksudkan untuk mengurangi beban pusat kota Kotabaru
akibat penuhnya perkantoran-perkaantoran.
- 8. Analisis Sinergis Keruangan (Spatial sinergism analysis)
Analisis sinergis keruangan merupakan suatu analisis yang menekankan
pada sinerginya keruangan. Analisis mencoba menyoroti majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti teknologi di bidang transportasi dan
komunikasi yang menyebabkan terjadinya mobilitas barang, jasa, informasi
yang tinggi yang menyebabkan dinamika keruangan semakin tinggi dan
kompleks. Beberapa ide spatial sinergisme yang berupa wacana kabur
dikarenakan belum adanya penelitian yang secara mendalam menyorotinya.
Contoh dari analisis sinergis keruangan :
- Sinergisme dalam AFTA
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan
dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan
dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN
dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta
menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada
waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun
1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN FreeTrade Area (AFTA) merupakan
wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi
kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi
dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat
menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002.
Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (
CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk 1 mewujudkan AFTA melalui :
penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif
dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir yang
terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua
bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010,
Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi
Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.
rsebut tidak pernah
mengalami penggenangan. Hal ini terjadi akibat intrusi air laut ke
daratan dan kurang baiknya saluran air. Selain itu curah hujan yang
tinggi juga cukup berpengaruh. Intrusi air laut di Jakarta terjadi
akibat semakin rusaknya ekosistem pesisir. Pengerasan tanah juga
menyebabkan bertambahnya
run off yang menyebabkan genangan
air. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan masalah ini, misalnya
dengan memberikan pengawasan yang ketat terhadap pembangunan
gedung-gedung. Selain itu kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan
untuk menjaga saluran air (selokan) agar tidak tersumbat dan air bisa
mengalir dengan lancar.
Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatan kompleks wilayah merupakan integrasi dari pendekatan
keruangan dan pendekatan ekologis. Istilah regional complex
mengisayaratkan adanya pemahaman yang mendalam tentang property yang ada
dalam wilayah yang bersangkutan. Kompleksitas gejala menjadi dasar
pemahaman utama dari eksistensi wilayah disamping efek internalitas dan
eksternalitasnya.
Contoh analisis :
- Penurunan kualitas gunung merapi setelah meletus.
Bangsa Indonesia kini tengah dilanda bencana bertubi-tubi. Salah
satunya yang akan saya bahas kali ini mengenai meletusnya gunung Merapi
yang mengakibatkan banyak korban meninggal karena awan panas dan juga
korban pengungsian lainnya yang telah kehilangan banyak harta benda dan
juga sanak saudara mereka. Kita sebagai warga Indonesia ikut merasakan
beratnya penderitaan yang harus dihadapi masyarakat akibat letusan
Gunung Merapi.
Hingga kini jumlah warga yang harus mengungsi dari rumahnya sudah
hampir mencapai 200.000 jiwa. Mereka untuk sementara harus tinggal di
tempat yang sangat terbatas fasilitasnya. Angka 200.000 jiwa jelas bukan
angka yang kecil. Kalau saja setiap orang sekali makan membutuhkan 50
gram beras, maka satu hari dibutuhkan sekitar 30 ton beras untuk
makannya para pengungsi. Belum kita bicara soal lauk pauknya.
Selain pangan, para pengungsi membutuhkan pakaian untuk berganti.
Mereka butuh selimut ketika malam menjelang agar tidak kedinginan.
Mereka membutuhkan juga kamar mandi untuk membersihkan diri. Ini semua
menuntut penanganan yang tidak ringan. Bahkan tidak salah apabila kita
katakan membutuhkan kerja besar. Membutuhkan sebuah organisasi yang
profesional, karena yang harus ditangani adalah manusia yang hidup.
Kita tidak bisa tahu akan berapa lama musibah ini akan berlangsung.
Ketika kita berada dalam sebuah penderitaan yang sangat berat, sepuluh
hari rasanya sudah begitu lama. Energi yang harus tersita untuk
penanganan bencana ini sungguh luar biasa besarnya. Tantangan yang harus
dihadapi tidak hanya sekadar letusan lanjutan yang masih akan terjadi.
Debu vulkanik yang dilepaskan dari perut Gunung Merapi sepertinya juga
tidak berhenti. Belum lagi lahar panas yang terus dikeluarkan dan itu
membentuk sedimentasi yang sangat besar volumenya.
Jangan lupa komentarnya yah :)
daftar pustaka
https://mithaariany.wordpress.com/2012/05/27/pendekatan-keruangan-pendekatan-ekologi-pendekatan-kompleks-wilayah/
0 komentar: