PENDEKATAN KERUANGAN, PENDEKATAN EKOLOGI, PENDEKATAN KOMPLEKS WILAYAH

06.45 0 Comments

Pendekatan Ekologi

  1. 1.   Analisis Perilaku Manusia Terhadap Lingkungan (human behaviour-environment analisys)
Fokus dari analisis tema ini adalah perilaku manusia baik perilaku sosial, perilaku ekonomi, perilaku kultural, dan bahkan perilaku politik yang dilakukan oleh sesorang atau komunitas tertentu.
Contoh analisis :
  1. Penambangan liar
Beberapa tahun terakhir, penambangan liar sangat marak di Kal-Sel. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dari pemerintah, minimnya pengetahuan masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat yang masih memprihatinkan sehingga mereka mudah terbuai janji-janji manis para investor penambang liar, dan adanya oknum-oknum tertentu di balik kegiatan penambangan liar tersebut. Prosesnya terbilang mudah, masyarakat hanya perlu menyerahkan lahannya untuk digali, setelah penggalian selesai lahan tersebut dikembalikan dan masyarakat mendapat uang ganti atas bahan yang telah diambil dari lahannya tersebut. Akan tetapi dampak yang dihasilkan sangat besar, lubang-lubang bekas galian tambang dibiarkan begitu saja, menjadi sumber berkembangnya penyakit dan menjadi lahan kritis. Hal ini tentu pada akhirnya merugikan masyarakat itu sendiri. Disini, pemerintah sebagai pihak yang berwenang seharusnya dapat lebih mengawasi kegiatan penambangan di wilayahnya. Selain itu juga harus memberikan pengertian kepada masyarakat tentang betapa merugikannya bekerjasama dengan para penambang liar serta memberantas para oknum yang berada dibalik penambangan liar itu sendiri.

  1. 2.   Analisis Aktivitas Manusia Terhadap Lingkungan (human activity/performance-environment analysis)
Fokus dari analisis tema ini menekankan pada keterkaitan antara aktivitas manusia dengan lingkungannya. Kegiatan manusia ini terkait dengan tindakan manusia dalam menyelenggarakan kehidupannya, misalnya : kegiatan pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, pertambangan, pembangunan perumahan, transportasi, dan lain sebagainya.
Contoh analisis :
  1. Pertanian rumput laut
Meski wilayah perairan di Kotabaru cukup luas, akan tetapi potensi pertanian di wilayah ini hanya di beberapa area saja. Salah satunya adalah di Lontar. Daerah ini berhasil mengembangkan pertanian rumput laut dibandingkan daerah lainnya karena kondisi alamnya lebih mendukung. Arus laut di daerah ini tidak terlalu deras sehingga rumput laut dapat berkembang dengan baik.

  1. 3.   Analisis Kenampakan Fisik Alami Terhadap Lingkungan (physico natural features/performance-environment analysis)
Fokus analisis dari tema ini menekankan pada keterkaitan antara kenampakan fisik alami dengan elemen-elemen lingkungan.
Contoh analisis :
  1. Pulau kecil yang hampir tenggelam
Pulau ini bernama pulau Nipah, terletak di wilayah perbatasan dengan negara Singapura. Pulau ini hampir tenggelam akibat adanya penambangan pasir. Pasir-pasir dari pulau Nipah dibawa ke Malaysia oleh oknum-oknum tertentu. Pulau kosong tanpa satupun kenampakan alam di atasnya ini ibarat sepotong gabung yang terombang ambing di tengah lautan. Pengaruh abrasi laut juga mempercepat proses tenggelamnya pulau ini. Beberapa waktu yang lalu pemerintah akhirnya turun tangan untuk menyelamatkan pulau ini, yaitu dengan cara mereklamasi pulau secara keseluruhan agar tidak benar-benar tenggelam.

  1. 4.   Analisis Kenampakan Fisik Buatan Terhadap Lingkungan (physico artificial features/performance-environment analysis)

Fokus analisis ini menekankan pada keterkaitan antara kenampakan fisik buatan dengan elemen-elemen lingkungan.
Contoh analisis :
  1. Pemukiman yang banjir.
Sekarang ini banyak daerah pemukiman di Jakarta yang mengalami penggenangan, padahal sebelumnya daerah-daerah te
  1. 4.   Analisis Interaksi Keruangan (Spatial interaction analysis)
Analisis interaksi keruangan menekankan pada keterkaitan elemen-elemen lingkungan secara intra maupun inter elemen baik secara individu maupun antar wilayah untuk dapat menjalin komunikasi wilayah.
Contoh dari analisis interaksi keruangan :
  1. Interaksi antara masyarakat pesisir dengan masyarakat pegunungan di wilayah Kab.Kotabaru
Di kabupaten Kotabaru, sebagian wilayahnya merupakan pesisir pantai, oleh karena itu terjadi interaksi antara masyarakat pantai dengan masyarakat pegunungan terutama dalam tukar menukar hal kebutuhan pokok. Masyarakat pesisir memerlukan beras dan sayur mayur, sedangkan masyarakat pegunungan memerlukan lauk pauk. Kedua masyarakat ini akan saling berinteraksi pada akhirnya.

  1. Interaksi antara suku asli dengan suku pendatang di Pulau Kalimantan
Di Pulau Kalimantan terjadi interaksi antara suku pendatang dengan suku asli. Interaksi ini menyebabkan mereka dapat hidup berdampingan di pulau ini. Waaupun ternyata interaksi ini pernah menimbulkan suatu konflik besar, yaitu konflik Sambas. Yang terjadi antara suku asli (dayak) dan suku pendatang (madura).

  1. 5.   Analisis Organisasi Keruangan (Spatial organization analysis)
Analisis organisasi keruangan bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen lingkungan mana yang berpengaruh terhadap terciptanya tatanan spesifik dari elemen-elemen pembentuk ruang. Penekanan utamanya pada keterkaitan antara kenampakan yang satu dengan yang lainnya secara individual.
Contoh dari analisis organisasi keruangan :
  1. Pengaruh budaya Malaysia terhadap pulau-pulau milik Indonesia yang ada di wilayah perbatasan.
          Karena minimnya perhatian pemerintah terhadap pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan dengan Malaysia, pulau-pulau ini mulai dipengaruhi oleh budaya Malaysia, bahkan beberapa diantara mereka tidak lagi menggunakan mata uang rupiah, akan tapi menggunakan mata uang ringgit. Selain itu siaran-siaran komunikasi yang mereka dapatkan juga kebanyakan bersumber dari Malaysia.

  1. 6.    Analisis Asosiasi Keruangan (Spatial association analysis)
Analisis asosiasi keruangan bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya asosiasi keruangan antara berbagai kenampakan pada suatu ruang, apakah ada fungsional atas sebaran keruangan atau gejala dengan sebaran keruangan gejala yang lain.
Contoh dari analisis asosiasi keruangan :
  1. Asosiasi antara pembangunan pelabuhan fery dengan berkurangnya luas hutan Bakau di desa Stagen kab. Kotabaru
Akibat adanya pembangunan pelabuhan fery di wilayah desa Stagen kabupaten Kotabaru, jumlah hutan Bakau berkurang secara drastis karena daerah yang semula hutan Bakau telah dibabat habis. Daerah ini kemudian dibangun menjadi pelabuhan fery. Karena jumlah hutan bakau yang berkurang, pengikisan oleh gelombang air Selat Laut terhadap Pulau Laut di desa Stagen ini juga semakin besar. Jika dibiarkan terus-menerus, ada kemungkinan banyak baigian pesisir dari desa ini yang akan tenggelam.

  1. 7.   Analisis Tendensi/Kecenderungan Keruangan (Spatial tendency analysis)
Analisis tendensi keruangan yang menekankan pada upaya mengetahui kecenderungan perubahan suatu gejala. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan space based analysis, time based analysis maupun gabungan antara space dan time based analysis.
Contoh dari analisis tendensi keruangan :
  1. Kecenderungan pusat perkantoran Kabupaten Kotabaru ke arah Desa Stagen
Desa Stagen sebagai desa yang direncanakan menjadi daerah perkantoran di Kabupaten Kotabaru masa mendatang mulai dipenuhi oleh pembanguan perkantoran dan sentra-sentra pelayanan masyarakat lainnya. Perkembangan ini dimaksudkan untuk mengurangi beban pusat kota Kotabaru akibat penuhnya perkantoran-perkaantoran.

  1. 8.   Analisis Sinergis Keruangan (Spatial sinergism analysis)
Analisis sinergis keruangan merupakan suatu analisis yang menekankan pada sinerginya keruangan. Analisis mencoba menyoroti majunya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang menyebabkan terjadinya mobilitas barang, jasa, informasi yang tinggi yang menyebabkan dinamika keruangan semakin tinggi dan kompleks. Beberapa ide spatial sinergisme yang berupa wacana kabur dikarenakan belum adanya penelitian yang secara mendalam menyorotinya.
Contoh dari analisis sinergis keruangan :
  1. Sinergisme dalam AFTA
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta  serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN FreeTrade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area ( CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk 1 mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.
rsebut tidak pernah mengalami penggenangan. Hal ini terjadi akibat intrusi air laut ke daratan dan kurang baiknya saluran air. Selain itu curah hujan yang tinggi juga cukup berpengaruh. Intrusi air laut di Jakarta terjadi akibat semakin rusaknya ekosistem pesisir. Pengerasan tanah juga menyebabkan bertambahnya run off  yang menyebabkan genangan air. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan masalah ini, misalnya dengan memberikan pengawasan yang ketat terhadap pembangunan gedung-gedung. Selain itu kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk menjaga saluran air (selokan) agar tidak tersumbat dan air bisa mengalir dengan lancar.

Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatan kompleks wilayah merupakan integrasi dari pendekatan keruangan dan pendekatan ekologis. Istilah regional complex mengisayaratkan adanya pemahaman yang mendalam tentang property yang ada dalam wilayah yang bersangkutan. Kompleksitas gejala menjadi dasar pemahaman utama dari eksistensi wilayah disamping efek internalitas dan eksternalitasnya.
Contoh analisis :
  1. Penurunan kualitas gunung merapi setelah meletus.

Bangsa Indonesia kini tengah dilanda bencana bertubi-tubi. Salah satunya yang akan saya bahas kali ini mengenai meletusnya gunung Merapi yang mengakibatkan banyak korban meninggal karena awan panas dan juga korban pengungsian lainnya yang telah kehilangan banyak harta benda dan juga sanak saudara mereka. Kita sebagai warga Indonesia ikut merasakan beratnya penderitaan yang harus dihadapi masyarakat akibat letusan Gunung Merapi.
Hingga kini jumlah warga yang harus mengungsi dari rumahnya sudah hampir mencapai 200.000 jiwa. Mereka untuk sementara harus tinggal di tempat yang sangat terbatas fasilitasnya. Angka 200.000 jiwa jelas bukan angka yang kecil. Kalau saja setiap orang sekali makan membutuhkan 50 gram beras, maka satu hari dibutuhkan sekitar 30 ton beras untuk makannya para pengungsi. Belum kita bicara soal lauk pauknya.
Selain pangan, para pengungsi membutuhkan pakaian untuk berganti. Mereka butuh selimut ketika malam menjelang agar tidak kedinginan. Mereka membutuhkan juga kamar mandi untuk membersihkan diri. Ini semua menuntut penanganan yang tidak ringan. Bahkan tidak salah apabila kita katakan membutuhkan kerja besar. Membutuhkan sebuah organisasi yang profesional, karena yang harus ditangani adalah manusia yang hidup.
Kita tidak bisa tahu akan berapa lama musibah ini akan berlangsung. Ketika kita berada dalam sebuah penderitaan yang sangat berat, sepuluh hari rasanya sudah begitu lama. Energi yang harus tersita untuk penanganan bencana ini sungguh luar biasa besarnya. Tantangan yang harus dihadapi tidak hanya sekadar letusan lanjutan yang masih akan terjadi. Debu vulkanik yang dilepaskan dari perut Gunung Merapi sepertinya juga tidak berhenti. Belum lagi lahar panas yang terus dikeluarkan dan itu membentuk sedimentasi yang sangat besar volumenya.

Jangan lupa komentarnya yah :)

daftar pustaka
https://mithaariany.wordpress.com/2012/05/27/pendekatan-keruangan-pendekatan-ekologi-pendekatan-kompleks-wilayah/

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: