Unsur Tekstur Pada Interpretasi Citra

Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra, atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dapat dibedakan secara individual. Tekstur seding dinyatakan dengan kasar, belang-belang, sedang dan halus.
Klik pada gambar untuk melihat animasi
Klik pada gambar untuk melihat animasi

Suatu obyek dalam foto udara memiliki perbedaan tekstur dapat dilihat dari :
1. permukaan buminya tidak rata atau tidak
2. keadaaan dan keberadaan obyek lain di atas permukaan bumi misal pepohonan,  perairan, permukiman dll.
Beberapa contoh pengenalan obyek berdasarkan teksturnya adalah :
1. Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertektur halus.
2. Lahan kosong bertekstur halus, lahan tebu bertekstur sedang, kumpulan pepohonan bertekstur kasar.
Klik pada gambar untuk melihat animasi
Klik pada gambar untuk melihat animasi
3. Permukaan air yang tenang bertekstur halus, sedikit beriak bertekstur sedang, berombak besar bertekstur kasar.


Jangan Lupa Komentarnya :) arigatou.

daftar pustaka :
https://andimanwno.wordpress.com/2009/09/02/unsur-tekstur-pada-interpretasi-citra/

PENDEKATAN KERUANGAN, PENDEKATAN EKOLOGI, PENDEKATAN KOMPLEKS WILAYAH

Pendekatan Ekologi

  1. 1.   Analisis Perilaku Manusia Terhadap Lingkungan (human behaviour-environment analisys)
Fokus dari analisis tema ini adalah perilaku manusia baik perilaku sosial, perilaku ekonomi, perilaku kultural, dan bahkan perilaku politik yang dilakukan oleh sesorang atau komunitas tertentu.
Contoh analisis :
  1. Penambangan liar
Beberapa tahun terakhir, penambangan liar sangat marak di Kal-Sel. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dari pemerintah, minimnya pengetahuan masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat yang masih memprihatinkan sehingga mereka mudah terbuai janji-janji manis para investor penambang liar, dan adanya oknum-oknum tertentu di balik kegiatan penambangan liar tersebut. Prosesnya terbilang mudah, masyarakat hanya perlu menyerahkan lahannya untuk digali, setelah penggalian selesai lahan tersebut dikembalikan dan masyarakat mendapat uang ganti atas bahan yang telah diambil dari lahannya tersebut. Akan tetapi dampak yang dihasilkan sangat besar, lubang-lubang bekas galian tambang dibiarkan begitu saja, menjadi sumber berkembangnya penyakit dan menjadi lahan kritis. Hal ini tentu pada akhirnya merugikan masyarakat itu sendiri. Disini, pemerintah sebagai pihak yang berwenang seharusnya dapat lebih mengawasi kegiatan penambangan di wilayahnya. Selain itu juga harus memberikan pengertian kepada masyarakat tentang betapa merugikannya bekerjasama dengan para penambang liar serta memberantas para oknum yang berada dibalik penambangan liar itu sendiri.

  1. 2.   Analisis Aktivitas Manusia Terhadap Lingkungan (human activity/performance-environment analysis)
Fokus dari analisis tema ini menekankan pada keterkaitan antara aktivitas manusia dengan lingkungannya. Kegiatan manusia ini terkait dengan tindakan manusia dalam menyelenggarakan kehidupannya, misalnya : kegiatan pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, pertambangan, pembangunan perumahan, transportasi, dan lain sebagainya.
Contoh analisis :
  1. Pertanian rumput laut
Meski wilayah perairan di Kotabaru cukup luas, akan tetapi potensi pertanian di wilayah ini hanya di beberapa area saja. Salah satunya adalah di Lontar. Daerah ini berhasil mengembangkan pertanian rumput laut dibandingkan daerah lainnya karena kondisi alamnya lebih mendukung. Arus laut di daerah ini tidak terlalu deras sehingga rumput laut dapat berkembang dengan baik.

  1. 3.   Analisis Kenampakan Fisik Alami Terhadap Lingkungan (physico natural features/performance-environment analysis)
Fokus analisis dari tema ini menekankan pada keterkaitan antara kenampakan fisik alami dengan elemen-elemen lingkungan.
Contoh analisis :
  1. Pulau kecil yang hampir tenggelam
Pulau ini bernama pulau Nipah, terletak di wilayah perbatasan dengan negara Singapura. Pulau ini hampir tenggelam akibat adanya penambangan pasir. Pasir-pasir dari pulau Nipah dibawa ke Malaysia oleh oknum-oknum tertentu. Pulau kosong tanpa satupun kenampakan alam di atasnya ini ibarat sepotong gabung yang terombang ambing di tengah lautan. Pengaruh abrasi laut juga mempercepat proses tenggelamnya pulau ini. Beberapa waktu yang lalu pemerintah akhirnya turun tangan untuk menyelamatkan pulau ini, yaitu dengan cara mereklamasi pulau secara keseluruhan agar tidak benar-benar tenggelam.

  1. 4.   Analisis Kenampakan Fisik Buatan Terhadap Lingkungan (physico artificial features/performance-environment analysis)

Fokus analisis ini menekankan pada keterkaitan antara kenampakan fisik buatan dengan elemen-elemen lingkungan.
Contoh analisis :
  1. Pemukiman yang banjir.
Sekarang ini banyak daerah pemukiman di Jakarta yang mengalami penggenangan, padahal sebelumnya daerah-daerah te
  1. 4.   Analisis Interaksi Keruangan (Spatial interaction analysis)
Analisis interaksi keruangan menekankan pada keterkaitan elemen-elemen lingkungan secara intra maupun inter elemen baik secara individu maupun antar wilayah untuk dapat menjalin komunikasi wilayah.
Contoh dari analisis interaksi keruangan :
  1. Interaksi antara masyarakat pesisir dengan masyarakat pegunungan di wilayah Kab.Kotabaru
Di kabupaten Kotabaru, sebagian wilayahnya merupakan pesisir pantai, oleh karena itu terjadi interaksi antara masyarakat pantai dengan masyarakat pegunungan terutama dalam tukar menukar hal kebutuhan pokok. Masyarakat pesisir memerlukan beras dan sayur mayur, sedangkan masyarakat pegunungan memerlukan lauk pauk. Kedua masyarakat ini akan saling berinteraksi pada akhirnya.

  1. Interaksi antara suku asli dengan suku pendatang di Pulau Kalimantan
Di Pulau Kalimantan terjadi interaksi antara suku pendatang dengan suku asli. Interaksi ini menyebabkan mereka dapat hidup berdampingan di pulau ini. Waaupun ternyata interaksi ini pernah menimbulkan suatu konflik besar, yaitu konflik Sambas. Yang terjadi antara suku asli (dayak) dan suku pendatang (madura).

  1. 5.   Analisis Organisasi Keruangan (Spatial organization analysis)
Analisis organisasi keruangan bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen lingkungan mana yang berpengaruh terhadap terciptanya tatanan spesifik dari elemen-elemen pembentuk ruang. Penekanan utamanya pada keterkaitan antara kenampakan yang satu dengan yang lainnya secara individual.
Contoh dari analisis organisasi keruangan :
  1. Pengaruh budaya Malaysia terhadap pulau-pulau milik Indonesia yang ada di wilayah perbatasan.
          Karena minimnya perhatian pemerintah terhadap pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan dengan Malaysia, pulau-pulau ini mulai dipengaruhi oleh budaya Malaysia, bahkan beberapa diantara mereka tidak lagi menggunakan mata uang rupiah, akan tapi menggunakan mata uang ringgit. Selain itu siaran-siaran komunikasi yang mereka dapatkan juga kebanyakan bersumber dari Malaysia.

  1. 6.    Analisis Asosiasi Keruangan (Spatial association analysis)
Analisis asosiasi keruangan bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya asosiasi keruangan antara berbagai kenampakan pada suatu ruang, apakah ada fungsional atas sebaran keruangan atau gejala dengan sebaran keruangan gejala yang lain.
Contoh dari analisis asosiasi keruangan :
  1. Asosiasi antara pembangunan pelabuhan fery dengan berkurangnya luas hutan Bakau di desa Stagen kab. Kotabaru
Akibat adanya pembangunan pelabuhan fery di wilayah desa Stagen kabupaten Kotabaru, jumlah hutan Bakau berkurang secara drastis karena daerah yang semula hutan Bakau telah dibabat habis. Daerah ini kemudian dibangun menjadi pelabuhan fery. Karena jumlah hutan bakau yang berkurang, pengikisan oleh gelombang air Selat Laut terhadap Pulau Laut di desa Stagen ini juga semakin besar. Jika dibiarkan terus-menerus, ada kemungkinan banyak baigian pesisir dari desa ini yang akan tenggelam.

  1. 7.   Analisis Tendensi/Kecenderungan Keruangan (Spatial tendency analysis)
Analisis tendensi keruangan yang menekankan pada upaya mengetahui kecenderungan perubahan suatu gejala. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan space based analysis, time based analysis maupun gabungan antara space dan time based analysis.
Contoh dari analisis tendensi keruangan :
  1. Kecenderungan pusat perkantoran Kabupaten Kotabaru ke arah Desa Stagen
Desa Stagen sebagai desa yang direncanakan menjadi daerah perkantoran di Kabupaten Kotabaru masa mendatang mulai dipenuhi oleh pembanguan perkantoran dan sentra-sentra pelayanan masyarakat lainnya. Perkembangan ini dimaksudkan untuk mengurangi beban pusat kota Kotabaru akibat penuhnya perkantoran-perkaantoran.

  1. 8.   Analisis Sinergis Keruangan (Spatial sinergism analysis)
Analisis sinergis keruangan merupakan suatu analisis yang menekankan pada sinerginya keruangan. Analisis mencoba menyoroti majunya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang menyebabkan terjadinya mobilitas barang, jasa, informasi yang tinggi yang menyebabkan dinamika keruangan semakin tinggi dan kompleks. Beberapa ide spatial sinergisme yang berupa wacana kabur dikarenakan belum adanya penelitian yang secara mendalam menyorotinya.
Contoh dari analisis sinergis keruangan :
  1. Sinergisme dalam AFTA
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta  serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN FreeTrade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area ( CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk 1 mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.
rsebut tidak pernah mengalami penggenangan. Hal ini terjadi akibat intrusi air laut ke daratan dan kurang baiknya saluran air. Selain itu curah hujan yang tinggi juga cukup berpengaruh. Intrusi air laut di Jakarta terjadi akibat semakin rusaknya ekosistem pesisir. Pengerasan tanah juga menyebabkan bertambahnya run off  yang menyebabkan genangan air. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan masalah ini, misalnya dengan memberikan pengawasan yang ketat terhadap pembangunan gedung-gedung. Selain itu kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk menjaga saluran air (selokan) agar tidak tersumbat dan air bisa mengalir dengan lancar.

Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatan kompleks wilayah merupakan integrasi dari pendekatan keruangan dan pendekatan ekologis. Istilah regional complex mengisayaratkan adanya pemahaman yang mendalam tentang property yang ada dalam wilayah yang bersangkutan. Kompleksitas gejala menjadi dasar pemahaman utama dari eksistensi wilayah disamping efek internalitas dan eksternalitasnya.
Contoh analisis :
  1. Penurunan kualitas gunung merapi setelah meletus.

Bangsa Indonesia kini tengah dilanda bencana bertubi-tubi. Salah satunya yang akan saya bahas kali ini mengenai meletusnya gunung Merapi yang mengakibatkan banyak korban meninggal karena awan panas dan juga korban pengungsian lainnya yang telah kehilangan banyak harta benda dan juga sanak saudara mereka. Kita sebagai warga Indonesia ikut merasakan beratnya penderitaan yang harus dihadapi masyarakat akibat letusan Gunung Merapi.
Hingga kini jumlah warga yang harus mengungsi dari rumahnya sudah hampir mencapai 200.000 jiwa. Mereka untuk sementara harus tinggal di tempat yang sangat terbatas fasilitasnya. Angka 200.000 jiwa jelas bukan angka yang kecil. Kalau saja setiap orang sekali makan membutuhkan 50 gram beras, maka satu hari dibutuhkan sekitar 30 ton beras untuk makannya para pengungsi. Belum kita bicara soal lauk pauknya.
Selain pangan, para pengungsi membutuhkan pakaian untuk berganti. Mereka butuh selimut ketika malam menjelang agar tidak kedinginan. Mereka membutuhkan juga kamar mandi untuk membersihkan diri. Ini semua menuntut penanganan yang tidak ringan. Bahkan tidak salah apabila kita katakan membutuhkan kerja besar. Membutuhkan sebuah organisasi yang profesional, karena yang harus ditangani adalah manusia yang hidup.
Kita tidak bisa tahu akan berapa lama musibah ini akan berlangsung. Ketika kita berada dalam sebuah penderitaan yang sangat berat, sepuluh hari rasanya sudah begitu lama. Energi yang harus tersita untuk penanganan bencana ini sungguh luar biasa besarnya. Tantangan yang harus dihadapi tidak hanya sekadar letusan lanjutan yang masih akan terjadi. Debu vulkanik yang dilepaskan dari perut Gunung Merapi sepertinya juga tidak berhenti. Belum lagi lahar panas yang terus dikeluarkan dan itu membentuk sedimentasi yang sangat besar volumenya.

Jangan lupa komentarnya yah :)

daftar pustaka
https://mithaariany.wordpress.com/2012/05/27/pendekatan-keruangan-pendekatan-ekologi-pendekatan-kompleks-wilayah/

LOKASI INDUSTRI

Dalam struktur perekonomian suatu Negara, sektor industri telah memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional, yang tidak saja berpotensi memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah lapangan kerja dan juga devisa Negara. Dalam membangun industri perlu memperhatikan berbagai faktor dan harus memperhitungkan keuntugan dan kerugian dari berdirinya suatu industri. Adapun saat ini Negara Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat membangun un tuk menuju sebagai Negara industri dengan tujuan mampu memenuhi kebutuhan penduduknya secara mandiri.

Pengertian Industri
Industri adalah proses produksi yang mengolah bahan menjadi barang jadi sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat. Namun perlu kita ketahui konsep tentang pengertian indsutri dari berbagai sudut.
Dalam arti sempit,
Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Dalam arti luas, (umum)
Industri adalah merupakan bentuk usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Menurut UU Nomor 5 tahun 1984
pengertian industri diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau setengah jadi, menjadi barang jadi yang bernilai lebih tinggi bagi penggunanya.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan industri:
1. kegiatan ekonomi
adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa.
2. bahan mentah
adalah bahan yang diperoleh dari sumber daya alam yang akan dimanfaatkan dalam usaha industri.
3. bahan baku
adalah bahan mentah yang sudah diolah tetapi belum menjadi barang jadi.
4. barang setengah jadi
adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri dan dapat diolah lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. barang jadi
adalah hasil industri yang sudah siap pakai.
6. kegiatan rancang bangun
adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri atau pabrik secara keseluruhan dan bagian-bagianya.
7. perekayasaan industri
kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan atau pembuatan mesin-mesin atau peralatan indsutri lainnya.
8. manufaktur
kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi atau bisa juga diartikan sebagai keseluruhan kegiatan manufaktur yang bersifat produktif dan komersil.
Tujuan Pembanguan Industri di Indonesia
Adapun tujuan pembangunan sektor industri di Indonesia adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat.
  2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
  3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan penguasaan teknologi.
  4. Mengurangi angka pengangguran.
  5. Memanfaatkan potensi sumber daya alam sehingga terbentuk lapangan kerja dan kesempatan kerja.
  6. Meningkatkan penerimaan devisa Negara.
Klasifikasi Industri
Keanekaragaman industri di suatu Negara sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu pada sumber bahan baku, sumber daya manusia, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tersedianya modal. Berikut ini klasifikasi industri yang terdapat di Indonesia:
  1. Berdasarkan bahan baku
    1. Industri ekstraktif, adalah industri yang mengambil bahan baku langsung dari alam. Seperti pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan sejenisnya. Industri ekstraktif harus didirikan dekat dengan bahan baku. Misalnya industri semen ditempatkan di wilayah yang terdapat batuan gamping sebagai usaha untuk menghindari besarnya biaya angkut bahan mentah menuju tempat pengolahan (produksi).
Industri ekstraktif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
- industri reproduktif, yaitu industri yang mengambil bahan bakunya dari hasil alam, tetapi dapat selalu memperbaiki atau menggantinya. Misalnya industri pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.
- industri manufaktur, yaitu industri yang mengolah bahan baku dan menjadikan menjadi barang lain yang dapat digunakannya sehari-hari atau menjadikan bahan baku lain yang digunakan oleh industri lain.
    1. Industri non ekstraktif, adalah industri yang mengambil bahan bakunya dari tempat lainatau disediakan oleh industri lain. Industri ini dapat ditempatkan dimana saja, tergantung kemana mana yang paling tepat dan menguntungkan. Misalnya: Industri sepatu di Bogor mengambil bahan baku kulit dari industri kulit di Bandung.
    1. Industri jasa (fasilitatif), adalah industri yang menjual jasa untuk keperluan orang lain. Misalnya: perdagangan, perbankan, komunikasi, dan transportasi.
  1. Berdasarkan tenaga kerja
    1. Industri rumah tangga
Industri ini menggunakanjumlah tenaga kerja 1 – 4 orang. Contoh industri anyaman, rajutan, industri kue skala rumah tangga dan industri rumah tangga lainya.
    1. Industri kecil
Industri ini menggunakan tenaga kerja berjumlah antara 5 – 19 orang. Contoh industri ini batu bata, keramik, genteng.
    1. Industri sedang
Industri ini menggunakan tenaga kerja berjumlah 20 – 99 orang. Contohnya industri konveksi.
    1. Industri besar
Industri ini menggunakan tenaga kerja berjumlah lebih dari 100 orang. Contohnya industri perakitan mobil, tekstil, dan peleburan besi baja.
  1. Berdasarkan produktifitas
    1. Industri primer
Industri yang menghasilkan barang-barang tanpa pengolahan lebih lanjut sehingga bentuk dari bahan baku/mentah masih tampak. Contohnya industri pengasinan ikan, penggilingan padi, anyaman.
    1. Industri skunder
Industri yang menghasilkan barang yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan bentuk bahan baku sudah tidak tampakk lagi. Contohnya industri tekstil, dan industri ban.
    1. Industri tertier
Industri yang bergerak di bidang jasa. Contohnya perbankan, asuransi, perdagangan, dan transportasi.
  1. Berdasarkan lokasi
    1. Industri yang berorientasi pada pasar (market oriented industry)
Industri ini didirikan berdekatan dengan potensi pasar atau potensi manusia sebagai konsumen. Misalnya industri makanan dan minuman. Hal ini disebabkan karena hasil produksi (barang jadi) mudah rusak/basi sehingga harus cepat-cepat sampai ke tangan konsumen.
    1. Industri yang berorientasi pada tenaga kerja (Labour oriented industry)
Industri ini didirikan berdekatan dengan pemusatan manusia yang berpotensi sebagai tenaga kerja. Misalnya indsutri rokok dan industri garment (tekstil)
Para pekerja industri rokok di Kediri
    1. Industri yang berorientasi pada bahan baku (Raw material oriented industry). Industri ini didirikan dekat dengan ketersediaan bahan baku sebagai roda penggerak utama industri. Misalnya industri semen. Hal ini dipikirkan karena bahan baku yang yang digunakan oleh industri tersebut mudah rusak dan volumenya berat, jika dilakukan pengangkutan maka biayanya menjadi lebih mahal.
    2. Industri yang berorientasi pada tempat pengolahan. Industri ini didirikan dekat dengan tempat pengolahan. Misalnya industri pengalengan ikan.
  1. Berdasarkan bahan mentah
    1. Industri pertanian (agraris)
Industri yang mengolah bahan-bahan mentah hasil dari pertanian. Contohnya industri kopi, minyak goreng, gula.
    1. Industri non pertanian
Industri yang mengolah bahan-bahan mentah hasil dari pertambangan. Contohnya industri semen. Emas, peleburan besi dan baja.
  1. Berdasarkan proses produksi
    1. Industri hulu
Industri yang yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Contohnya industri alumunium, industri perkayuan.
    1. Industri hilir
Industri yang mengolah barang-barang setengah jadi menjadi barang sjadi atau barang yang dihasilkan siap untuk dipakai oleh konsumen.
Contohnya industri pakaian (konveksi), industri furniture, industri peralatan rumah tangga.
  1. Berdasarkan sumber modal
    1. PMDN (penanaman modal dalam negeri)
Industri yang berjalan dengan modal yang sepenuhnya berasal dari dalam negeri, baik pemerintah maupun pengusaha swasta nasional.
    1. PMA (penanaman modal asing)
Industri yang berjalan dengan modal sepenuhnya berasal dari Negara lain (penanaman modal asing)
    1. Joint venture (patungan)
Industri yang modalnya patungan berasal dari dalam dan luar negeri.
  1. Berdasarkan produk yang dihasilkan
    1. Industri berat
Industri yang menghasilkan mesin atau alat produksi.
    1. Industri ringan
Industri yang menghasilkan barang bagi konsumen.
  1. Berdasarkan subjek pengelola
    1. Industri rakyat
Industri yang dikelola oleh rakyat. Contohnya industri genteng, keramik, batu bata.
    1. Industri Negara
Industri yang dikelola oleh Negara. Contohnya BUMN seperti Pertamina, pupuk, PLN, kertas
  1. Berdasarkan ketetapan Departemen Perindustrian dan Perdagangan
    1. Aneka industri
Industri yang bertujuan memenuhi keaneka ragaman kebutuhan masyarakat. Misalnya industri tekstile seperti benang, kain, dan pakaian. Industri alat listrik seperti kipas angina, AC, lemari es. Industri pangan, seperti minyak goreng, terigu, minuman soda. Industri bahan bangunan seperti kayu, marmer. Industri kimia seperti tinta, sabun, plastic.
    1. Industri kecil
Industri yang menggunakan teknologi sederhanan serta modalnya ataupun tenaga kerjanya kecil. Contoh industri rumah rumah tangga.
    1. Industri kimia dasar
Industri ini memerlukan modal besar, keahlian dan teknologi tinggi. Contohnya industri agrokimia seperti pupuk urea, industri kima anorganik seperti industri semen, asam sulfat dan kaca. Industri selulosa dan karet misalnya industri kertas, pulp, dan ban. Industri kimia organic misalnya industri bahan peledak dan kimia tekstil.
    1. Industri logam dasar dan mesin
Industri ini mengolah bahan mentah logam dasar menjadi mesin-mesin untuk peralatan industri lain dan termasuk perakitan. Misalnya industri mesin perkakas, mesin kontruksi, industri elektronika, industri perakitan poesawat, mobil dan motor.
Faktor-Faktor Penentu Lokasi Industri
Lokasi industri yang tepat merupakan salah satu penentu keberhasilan dan terus berlangsungnya kemajuan suatu industri. Ada beberapa teori yang dikemukan untuk mengkaji lokasi industri, antara lain teori Weber, Losch, dan Isard.
1. Teori Lokasi Weber.
Menurutnya penetapan lokasi yang optimal adalah menetapkan lokasi industri dengan meminimalkan biaya transportasi. Biaya pengangkutan merupakan penjumlahan ongkos pengangkutan bahan baku ke lokasi dan ongkos pemasaran barang dari lokasi produksi menuju pasar. Namun ongkos angkut barangpun harus proposional dengan jarak tempuh dan berat barang yang diangkut. Jadi menurut Weber lokasi yang terbaik adalah tempat yang biayanya paling minimal. Untuk mempertimbangkan lokasi industri yang seperti itu dapat diasumsikan enam prakodisi sebagai berikut:
a. wilayahnya seragam (topografi), iklim, dan penduduknya (penduduk yang dimaksud adalah bertalian dengan keterampilan dan penguasanya/ pemerintahnya).
b. Sumber daya/ bahan mentah yang digunakan. Misalnya jika hanya mengangkut air dan pasir tentu dapat dilakukan di mana saja karena kedua sumber daya itu banya terdapat dimana-mana, tetapi tambang seperti batu bara dan besi tentu terbatas di beberapa tempat saja.
c. Upah buruh, ada upah yang baku artinya sama di mana-mana, tetapi ada pula upah yang merupakan produk dari persaingan antar penduduk.
d. Biaya transportasi yang tergantung bobot bahan mentah yang diangkut serta jaraknya antara terdapat sumber daya dengan lokasi industri.
e. Terdapatnya kompetisi antara industri.
f. Pikiran yang rasional.
Untuk membuktikan enam prakondisi di atas Weber membuat model lokasi dengan gambar segitiga lokasional (locational triangle) seperti gambar di bawah !
2. Teori Lokasi industri menurut Losch
Teori ini dipublikasikan pertama kali dalam buku yang berjudul Economic Location pada tahun 1954. Losch berpendapat ada 2 prinsip sebagai batasan bagi pengambilan keputusan memilih suatu lokasi industri, yaitu:
a. Rasio antara berat bahan baku dengan produk akhir, baik ongkos pengangkutan maupun ongkos produksi dan tempat yang memberikan ongkos paling kecil merupakan lokasi yang dipilih sebagai lokasi industri.
b. Besar kecilnya penjualan hasil perusahaan di suatu tempat tergantung pada jumlah pembeli dan kemampuan ekonominya. Jumlah penduduk dan tingkat pendapatan setiap daerah merupakan penentu untuk memilih lokasi industri. Prinsip-prinsip inilah yang menyebabkan industri cenderung beraglomerasi).
3. Teori Lokasi industri menurut Isard
Teori ini menekankan bahwa keputusan memilih lokasi industri ditentukan oleh factor jarak, aksesibilitas (keterkaitan), dan keuntungan aglomerasi. Untuk menentukan lokasi industri merupakan suatu penyeimbang biaya-biaya yang dihadapi dan pendapatan pada keadaan ketidakpastian yang berbeda-beda.
Ada tiga factor yang mempengaruhi keuntungan relative dari lokasi industri, yaitu:
a. Biaya masukan, mencakup biaya tenaga kerja, bahan bakar, pajak, dan asuransi.
b. Biaya-biaya transport, mencakup biaya untuk memindahkan masukan produk dan peralatan tenaga kerja.
c. Keuntungan apabila aglomerasi.
Tujuan dari penentuan lokasi industri adalah memperbesar keuntungan dan menekan biaya produksi serendah-rendahnya. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan lokasi industri, yaitu:
  1. bahan mentah
  2. modal
  3. tenaga kerja
  4. sumber energi
  5. transportasi
  6. pemasaran
  7. peraturan/ perundang-undangan
  8. iklim
  9. system perpajakan
  10. lingkungan yang kondusif.
Penempatan lokasi industri juga berorientasi atau memiliki kecenderungan pada factor-faktor yang mendukungnya. Faktor-faktor yang dimaksud adalah orientasinya terhadap bahan baku, sumber energi, tenaga kerja, transportasi, dan pasar.

Jangan Lupa tinggal kan komentar mu . arigatou :) 

Daftar Pustaka
http://link-geo.blogspot.com/2009/08/lokasi-industri.html
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir7CivhvP9gauYPfFge2vwCFmLnTPzTrHT_qPSGzAdqAO1CLYEoZ6p6NC-l66q3mEZElY3TElslGFLTeTrJdcQTJCwiuwpRyfgQwhE7fNkqB2KCtHNhspVIhcMnrkqKRhdkZ626vYaxFQ/s1600/Lokasi-Industri.jpg

Geografi

RELASI FENOMENA DESENTRALISASI DAN STRUKTURISASI
LOKASI INDUSTRI

PENDEKATAN KERUANGAN, PENDEKATAN EKOLOGI, PENDEKATAN KOMPLEKS WILAYAH

Unsur Tekstur Pada Interpretasi Citra

RELASI FENOMENA DESENTRALISASI DAN STRUKTURISASI

PEMBAHASAN
Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa desentralisasi berhubungan dengan otonomi daerah. Sebab, otonomi daerah merupakan kewenangan suatu daerah untuk menyusun, mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan serta bantuan dari pemerintah pusat. Jadi dengan adanya desentralisasi, maka akan berdampak positif pada pembangunan daerah-daerah yang tertinggal dalam suatu negara. Agar daerah tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat memajukan pembangunan nasional.
Dalam fenomena desentralisasi Sebagaimana umumnya negara yang tengah mengalami fase transisi demokrasi, Indonesia mengalami gejala demokratisasi dan liberalisasi. Baik dalam tataran teoritik –sebagaimana yang dikonspesikan oleh kalangan neo-institutionalist– maupun praksis, demokratisasi dan liberalisasi ini juga mendorong terjadinya perubahan-perubahan, terutama dalam formasi institusi. Di Indonesia, salah satu hasil terbesarnya adalah mewabahnya diskursus otonomi daerah yang kemudian dilegitimasi –meskipun belakangan direvisi– melalui UU NO. 22 dan 25 tahun 1999.
Kebijakan otonomi daerah sesungguhnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam naungan wilayah NKRI yang semakin kokoh melalui strategi pelayanan kepada masyarakat yang semakin efektif dan efisien dan adanya akselerasi pertumbuhan dan perkembangan potensi daerah yang semakin cepat. Dalam bahasa yang sederhana yaitu untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan lebih merata. Masing masing daerah otonom didorong dan dipacu untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri sesuai kewenangan yang diberikan untuk mengelola potensi daerahnya masing masing. Dengan demikian diharapkan bangsa Indonesia di masa datang akan lebih mampu bersaing dengan bangsa bangsa lain di dunia dalam persaingan global yang semakin ketat.
Seiring dengan perjalanan implementasi kebijakan otonomi daerah di Indonesia muncul berbagai persoalan yang memerlukan usaha usaha perbaikan baik dalam substansi peraturan perundangan maupun teknis pelaksanaan di lapangan. Dan sayangnya, outcome desentralisasi tidak sebagaimana diharapkan oleh para designer dan pendorongnya. Tesis tersebut setidaknya dikemukakan melalui serangkaian penelitian lapangan yang dilakukan di Indonesia. Apa sesungguhnya latar belakang desentralisasi di Indonesia? Bagaimana praktek dan kendala yang dihadapinya? Kenapa mengalami kegagalan?
Pembajakan Desentralisasi
Konteks Indonesia pasca orde baru tentu tidak serta merta merefleksikan gagasan desentralisasi jika tidak memiliki kekuatan pendorongnya. Kekuatan pendorong inilah yang mengilusi banyak orang bahwa desentralisasi include di dalam demokratisasi. Dalam temuannya, Hadiz mengemukakan beberapa pendukung desentralisasi. Pertama, elite dan masyarakat lokal yang percaya dengan proposisi bahwa terdapat kesempatan yang lebih tinggi untuk berproses di dalam pemerintahan oleh masyarakat lokal dan masyarakat lokal lah yang menjadi recepient pertama yang memperoleh keuntungan dari desentralisasi. Kedua, LSM dan kalangan intelektual yang menganggap desentralisasi merupakan bagian demokratisasi dan memiliki sentimen populis-lokalis. Ketiga, teknokrat penyelenggara negara yang dipengaruhi oleh pemikiran ”good governance” neo-liberal. Empat, dukungan badan-badan internasional seperti World Bank yang memiliki agenda neo—institutionalism yang berangkat dari temuannya kemudian menyadari bahwa ternyata pasar juga perlu diregulasi dan perlu institusinya.
Kekuatan-kekuatan pendorong tersebutlah yang kemudian turut berkontribusi dalam pembentukan wajah desentralisasi di Indonesia.
Dengan melihat banyak kasus yang terjadi di Indonesia, apa yang diharapkan oleh para designer desentralisasi ternyata hasilnya bertolak belakang.
Adanya indikasi kegagalan tersebut diproduksi oleh munculnya kekuatan lain yang tidak diprediksi secara matang sebelumnya. Fenomena ini secara umum muncul di Indonesia, dalam istilah Hadiz kekuatan tersebut dinamakan ”predatoris”, yakni kekuatan yang mengambil sumber daya yang dimiliki publik untuk kemudian diakumulasi secara privat. Kaum predatoris ini terdiri dari kekuatan lama maupun baru. Kekuatan lama ini terdiri dari elite lokal, pengusaha, preman, maupun operator politik yang dulu berada dalam sistem patronase Orde Baru dan berperan untuk menciptakan ketertiban di tingkat lokal.
Kaum predatoris ini memiliki kekuatan karena mampu melakukan reorganisasi dan mampu membajak institusi-institusi desentralisasi. Merekalah yang kemudian melakukan penjarahan atau perampokan terhadap sumber-sumber daya publik karena kemampuan bermutasinya dalam institusi yang baru. Mereka juga membangun patronasenya sendiri secara semi otonom. Walhasil, transparansi yang diharapkan dan pro market policy tidak terjadi karena kaum predatoris menghambatnya dengan Perda-perda yang lebih ditujukan untuk menguatkan kontrol terhadap akses sumber daya ekonomi dan meluaskan jaring patronasenya. Jadi, recipient beneficiary sesungguhnya dari efek sosial desentralisasi bukan masyarakat melainkan adalah elit lokal predatoris.
Oleh karena itu ke depan, pemerintah perlu lebih cermat dalam memutuskan pembentukan daerah otonom baru dengan mempertimbangkan kelayakan persyaratan dan potensi wilayah antara dalam dimensi geografis. Dengan demikian, perkembangan wilayah dari daerah otonom baru yang terbentuk dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri tanpa ada ketergantungan dari bantuan pendanaan dari pemerintah (tidak menimbulkan beban bagi pemerintah).
Teori strukturisasi, yang merupakan konsep epistemologis yang mendasari karya-karya Giddens , adalah masalah yang paling fundamental dan akrab dalam ilmu sosial. Dua komponen penting yang ada di sini adalah “struktur” dan “agensi”. Giddes mengartikan “struktur” sebagai “rules and resources” yang dipakai pada proses produksi dan reproduksi sistem sosial. Sementara “agensi” (agency) ialah individu yang prepetrator (yang berbuat). Persoalan “struktur” dan “agensi” adalah tema lama, namun banyak sosiolog yang masih melihat keduanya secara berat sebelah (Giddens, 1984). Giddens dianggap sebagai orang pertama yang berhasil menyeimbangkan relasi struktur dan agensi. Giddens juga diakui telah mengelaborasi formulasi teori strukturisasi yang sangat orisinal, dalam formulasi yang lebih jauh lebih sophisticated dalam detailnya dan jauh lebih sugestif dalam aplikasinya daripada teori strukturisasi versi lainnya.
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan
Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
Strukturisasi juga ada hubungannya dengan desentralisasi. Relasinya di dalam desentralisasi pasti ada strukturisasi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, strukturisasi terdiri dari struktur dan agensi/individu yang berbuat. Begitu juga dengan desentralisasi, dalam hal ini kebijakan otonomi daerah,  pasti ada pembagian struktur dan tanggung jawab (agensi pemerintah daerah) kepada masing – masing daerah yang masuk dalam ketentuan desentralisasi.
Jadi dalam fenomena otonomi daerah, relasi desentralisasi dan strukturisasi sangat erat hubungannya karena desentralisasi sebagai sumber legitimasi dari otonomi daerah, sedangkan strukturisasi sebagai proses berjalannya otonomi daerah.
KESIMPULAN
Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
Teori strukturisasi adalah  struktur  dan  agensi.  Struktur  sebagai  rules and resources  yang dipakai pada proses produksi dan reproduksi sistem sosial. Sementara  agensi  (agency) ialah individu yang prepetrator (yang berbuat).
dalam fenomena otonomi daerah, relasi desentralisasi dan strukturisasi sangat erat hubungannya karena desentralisasi sebagai sumber legitimasi dari otonomi daerah, sedangkan strukturisasi sebagai proses berjalannya otonomi daerah.

Jangan Lupa tinggal kan komentar mu . arigatou :)
Daftar Pustaka
http://onnaed.blogspot.com/2013/12/relasi-fenomena-desentralisasi-dan.html
https://downloadskripsi01.files.wordpress.com/2013/01/eg.jpg?w=320&h=301

Sosiologi Gender


sebelum materi ini ada soal
SBMPTN 2014 Sosiologi
Perbedaan peranan antara laki-laki dan perempuan yang di konstruksi secara sosial adalah...
a . kodrat
b. emansipasi
c. gender
d. diskriminasi
e. feminis

Gender atau sering juga disalahejakan jender dalam sosiologi mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan jenis kelamin seseorang dan diarahkan pada peran sosial atau identitasnya dalam masyarakat. WHO memberi batasan gender sebagai "seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial dalam suatu masyarakat."
Konsep gender berbeda dari seks atau jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) yang bersifat  biologis, walaupun dalam pembicaraan sehari-hari seks dan gender dapat saling dipertukarkan. Ilmu bahasa (lingustik) juga menggunakan istilah gender (alternatif lain adalah genus) bagi pengelompokan kata benda (nomina) dalam sejumlah bahasa. Banyak bahasa yang terkenal dari rumpun bahasa indo-eropa (contohnya bahasa spany) dan Afroasiatik (seperti bahasa arab), mengenal kata benda "maskulin" dan "feminin" (beberapa juga mengenal kata benda "netral").
Dalam isu LGBT, gender dikaitkan dengan orientasi seksual. Seseorang yang merasa identitas gendernya tidak sejalan dengan jenis kelaminnya dapat menyebut dirinya "intergender", seperti dalam kasus waria.
Dalam konsep gender yang dikenal adalah peran gender individu di masyarakat, sehingga orang mengenal maskulinitas dan feminitas. Sebagai ilustrasi, sesuatu yang dianggap maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai feminin dalam budaya lain. Dengan kata lain, ciri maskulin atau feminin itu tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata-mata pada perbedaan jenis kelamin.

Gender dan seks berbeda
Gender : Perilaku
Seks (jenis kelamin) : bawaan dari lahir


jangan lupa komentarnya yah :)

daftar pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Gender_%28sosial%29
http://www.promobukumurah.com/images/produk/Terbitan%2024.jpg

Sosiologi

PENGERTIAN IMITASI, SUGESTI, IDENTIFIKASI, EMPATI, & SIMPATI 
Sosiologi Gender